Friday, December 13, 2013

Penduduk Kota Paris dan Pristiwa Bersejarah Utama Kota Paris



Sulit untuk mengevaluasi penduduk Paris, pada Abad Pertengahan.

Sekiat 80.000 penduduk di abad XIV, jumlahnya meningkat sampai 300.000 pada tahun 1475 dan mencapai satu juta pada tahun 1836.

Paris menjadi padat penduduknya, kota yang hiruk pikuk.Kita harus membayangkan adanya rumah-rumah yang ebrdesakan pada tembok utama,jalan-jalan yang kotor dan sempit.

Pada masa Abad Pertengahan, kebanyakan rumah dibangun dari kayu dan pelester dan sering terkeda kelembaban yang menghancurkan rumah-rumah tetrsebut.

Kota Paris saat itu dihiasi dengan monumen-monumen besar yang bagus seperti benteng Louvres. Temple serta benteng Bastille. Selama beberapa tahun monumen-monumen ini bertahan tetapi pemandangan kota gaya Abad Pertengahan seluruhnya lenyap.

Arena Cluny dan "Lutèce" sampai hari ini masih merupakan dua buah monumen yang menonjol.

Jalan "Saint-Jacques" sambung menyambung dengan beberapa jalan, merupakan pola dari masa lalu.

Kita harus mengakui bahwa untuk selamanya Paris masa Abad Pertengahan menderita dari vandalisme serta kebodohan manusia.
  • Vandalism dterhadap kemajuan arsitektur bermaksud untuk mengungguli leluhurnya (Penghancuran "Saint-Siège" untuk mendirikan Notre-Dame)
  • Penghancuran disebabkan kerusuhan massa.
  • Penghancuran karena kurangnya selera.
  • Penghancuran liar selama Revolusi Prancis.
Sekitar lima belas atau lebih lenyap di "Ile de la Cité".

Namun vandalisme pada masa Napoleonian bahkan lebih menakutkan dibanding dengan pada masa Jacobus. Antara tahun 1800 dan 1815 beberapa geraja dihancurkan ( biara "Célestins", biara "Carmes" , biara "Cordeliers" , gereja "Saint-Victor"). "Sainte-Geneviève" juga dihancurkan kecuali Menara Clovis yang sampai hari ini berdiri di antara biara-biara yang sekarang berdiri sekolah menengah atas Henri IV yang terkenal. "Saint-Germain-des-Près" kehilangan biaranya pada tahu 1802 demikian juga gereja Saint-Victor. Di. Paris, disamping dua buah biara "Billettes" yang sederhana, sekarang tak ada lagi biara yang tersisa dari masa Abad Pertengahan yang menambah keindahan kota.

Pristiwa Bersejarah Utama Kota Paris :
  • 300 b. J.C. Undang-undang dasar penduduk Paris selesai. Pembangunan Lutece.
  • 52b.J.C. Pertempuran Lutece, kakalahan Camulogene.
  • Abad ke IV – Mulainya agama Kristen di status Paris.
  • Abad V – Saint-Geneviere: Pembangunan basilika pertama, Pembangunan Saint-Denis.
  • Abad VI – Penyebaran uang Francs di Paris, Paris sebagai Ibukota.
  • Tahun 751 Pengangkatan Pepin le Bref di Saint-Denis.
  • Tahun 885 Kegagalan bangsa Normandia atas Paris.
  • Sekitar tahun Philli[e Auguste membangun tembok mengelilingi Paris.
  • Tahun 1248 The Saint-Chapelle disucikan di Paris.
  • Tahun 1301 Phillipe le Bel memerintahkan untuk membuka sungai Seine terbuka untuk pelayaran sampai ke Troyes.
  • Tahun 1348 Wabah Hitam.
  • Tahun 1358- Etienne Marcel meninggal.
  • Tahun 1420- Serangan Inggris terhadap Paris.
  • Tahun 1559 – Henry II meninggal saat turnamen Hotel des Tournelles.
  • Tahun 1572 – Pembunuhan besar-besaran di Saint-Barthélémy Massacre Paris, Meaux.
  • Tahun 1589 –Pembunuhan Henri III di Saint-Cloud.
  • Tahun 1702 - Paris dibagi menjadi 24 dristrik.
  • Tahun 1789 ( 6 Oktober ) - Louis XVI dikembalikan dari Versailles ke Paris.
  • Tahun 1850 – Sistem air minum seta saluran air pertama dibangun di Paris.
  • Tahun 1852 – Pembukaan “Bon Marche” oleh Boucicault , Toko Serba Ada pertama.
  • Tahun 1855 – Pekan Raya Dunia pertama.
  • Tahun 1867 – Pekan raya Dunia Kedua.
  • Tahun 1867 - Booming karya Baron Haussmann di Paris.
  • Tahun 1868 – Pekan raya Dunia ketiga.
  • Tahun 1889 – Pekan Raya Dunia keempat.
  • Tahun 1900 – Pekan raya Dunia kelima.
  • Tahun 1940 – Tentara Jerman menyerbu Paris.
  • Tahun 1944 ( 25 August ) - Pembebasan Paris.
  • Tahun 1958 – Lahirnya Republik Kelima.






Penduduk Asing di Paris Sejarah Kota Paris



Penduduk orang asing sama sekali tidak homogen. Para pengarang Amerika yang pada tahun 1920 melarikan diri dari AS saling bertemu di Perpustakaan Shakespeare atau di Perpustakaan Gertrude Stein. Mereka tidak mempunyai latar belakang sosial yang sama sepeti halnya para buruh asal Algeria yang memang mencari kerja.

Apa yang harus dikatakan tentang para arsitek asal Spanyol, Skandinavia, Brazilia serta Amerika Utara yang membangun banyak dari monument terkemuka di Paris masa kini? Dan bagaimana dengan para pelukis yang berjuang di sepanjang Montparnasse sebelum mencapai kemasyhuran yang abadi.

Orang-orang Polandia merupakan kelompok khas di antara para orang asing yang menetap di Paris. Mereka sangat berhati-hati.Orang Prancis tidak memperhatikan kehadiran mereka. Berbeda dengan orang Italia atau bangsa-bangsa lain, orang-orang Polandia beragama Katolik tidak memilih tinggal di satu tempat khusus tetapi tinggal tersebar di Paris di lima belas distrik yang ada. Daerah yang ditinggali orang Polandia terletak di antara jalan "Saint Honore" dan Perpustakaan "Ile Saint-Louis" dan juga Peroustakaan terkenal di Boulevard "Saint-Germain"

Banyak orang Yahudi asing bertempat tinggal antara dua masa perang yakni "Rue des Rosiers" dan di "Belleville". Imigran Jerman yang kuat harus lati dari dari The Third Reich (Pemerintahan Adolf Hitler).

Orang-orang Amerika Latin: komentar pertama bilamana bicara tentang mereka dan membandingkan mereka dengan dengan kelompok orang asing lainnya, merupakan aspek terbatas dari koloni-koloni ini. Kita harus menunggu sampai masa transportasi publik yang gampang, sesudah perang, untuk mencatat kedatangan mereka: orang-orang Cili dalam pembuangan di tahun 1970an tak ayal lagi m erupakan kelompok terbesar. Tipologi orang Amerika Latin di paris selalu berakhior dengan menunjukkan daftar dari penduduk tertinggi baik secara finansial dan selalu secara intelektual.

Dari tahun 1922, gelombang kedatangan orang-orang Rusia mencapai puncaknya pada tahun-tahun 1925-1926, dan berkurang pada pertengan tahun 30an.

Paris Sejak Masa Klasik Sampai Masa Revolusi Sejarah Kota Paris




 
Henri IV

 






Place des Vosges




Francois I memberi kehidupan baru ke Louvre setelah menghancurkan jam besar. Dia mengubah orientasinya dengan menggerakkan dari sebelah Selatan ke sebelah Timur. Kemudian bantaran sungai dibangun. Dia memerintahkan memperbaiki Balai Kota dimulai pada 15 Juli 1533. Tetapi karya utama Baru seledai 75 tahun kemudian. Karya utama ini hancur dilahap api "Commune" pada tahun 1871. Belakangan bangunan ini diubah menjadi gereja Saint-Eustache.
Paris di bawah pemerintahan Henri IV
"Henri IV" memutuskan untuk menjadikan kota Paris sebagai kota tempat tinggalnya. Apakah karena dia menemui kesulitan saat menaklukkan Paris pada tahun 1594 setelah dipertahankan dipertahankan selama lima tahun? Karenanya dia memutuskan untuk menyerahkan Paris.
Karena tinggal dalam waktu lebih pendek dari para pendahulunya dia menyelesaikan pembangunan beberapa proyek arsitektur yang penting. Kemudian dia menganugerahi dirinya gelar kehormatan Gubernur Paris. Dia mulai memperbaiki Place Royale Yang kemudian menjadi Place de Vosges. Perkembangan aspek-aspek Renaisans Italia dihubungkan dengan tempat tinggal Raja. Pada tahun 1610 Paris tak berkembang melampaui Balai Kota di distrik V di wilayah Selatan, "Porte Saint-Denis" di utara, wilayah "Temple" di Barat Laut, dan wilayah “Porte de la Conference” di bagian Barat.


Place des Vosges

Di Utara adalah kota dimana Raja bertempat tinggaldi "Louvre" dan juga kekuatan Raja sementara berkedudukan di "Temple" di "Bastille",sebuah benteng dan di 1'"Arsenal" sebuah penjarajuga bagi para pegawai yang tinggal sekitar "Place Royale" yang baru, untuk berbisnis, untuk kerajinan tangan, untuk pelabuhan yang tersebar dari Quay "St-Paul" sampai "Place des Grèves". Di Selatan terletak "Université" yang penuh dengan univesitas serta biara.

Di luar tembok yang mengelilinginya terletak bagian pinggiran seperti "faubourg Saint-Germain" dengan gereja-gerejanya, tmpat brmain serta pasar malam, "faubourg Saint-Jacques" dengan biara-biaranya, "faubourg Saint-Marcel" yang penuh sesak. Di Utara,mengelilingi kota, terletak "faubourg Saint-Honoré", "Montmartre", "Saint-Denis", "faubourg du Temple", "faubourg Saint-Antoine" yang luar biasa. Kemudian terletak wilayah pedesaan, pedesaan yang datar, serta wilayah hutan.Di bukit-bukit "Chaillot"'s dan "Roule"'s kita bisa menhirup udara segar. Kita bisa mengagumi pemandangan dari dataran tinggi "Belleville" atau "Ménilmontant". Rumput dipotong dari ladang-ladang "Grenelle". Kita bisa memanen anggur di "Montmartre".

Paris terbuka lebar ke daerah pedesaan dan tak seorangpun merasa terpenjara di dalamnya.

Paris adalah kota bundar,kota tertutup dengan tembok-tembok yang berukuran tinggi empat meter serta lebarnya dua meter dengan sungai di tengahnya serta ratusan menara gereja.

Terdapat pula lima ratus hektar jalan tersebar secara acak, lima ratus Hektar dengan bangunan-bangunan istana, gereja serta biara, pasar terbuka serra pelabuhan dengan kapal-kapal yang bertambah jumlahnya, bermuatan barang-barang. Itulah wajah Paris sehari setelah Raja dibunuh.
Paris dibawah Louis XIII

 

Jam Raksasa






Louis XIII tak punya selera untuk arsitektur dan hampir tak ada bangunan, pribadi-pribadi tertentu memberikan gagsannya untuknya. Paris dibawah Louis XIII tumbuh tiga kali lipat dari ukurannnya semula,dalam sejarah Paris hal ini jarang terjadi.

Monumen baru yang utama adalah "L’Académie française", "La Poste" serta le "Jardin des Plantes". "Pont Notre-Dame" dibangun oleh Christophe Marie, seorang spesialis membangun jembatan.Pada tahun 1659, Louix XIII memutuskan untuk membangun "Pavillon de l’Horloge" dan meminta "Lemercier" serta "Le Vau" untuk memimpin pembangunannya;lebih banyak bangunan ditambahkan ke deretan pavillion tersebut.
Paris dibawah Louis XIV

 

Place Vendôme






Dibawah Louis XIV kota terus diperluasdan tumbuh. Louis XIV memutuskan untuk memperluas Louvre dan meminta "Le Vau" to memperluas sampai empat kali permukaan Square Yard. "Le Nôtre", yang memperluas taman "Tuileries". Tahun-tahun selama Raja tinggal di Paris modifikasi utama dilakukan di kota. "Colbert", seorang supervisor bangunan berharap untuk menjadikan Paris kota Roma yang baru.

Dia inginkan hal itu untuk menarik perhatian Raja pada kotanya dan juga untuk menghubungkan nama Paris dengan penduduknya pada kekuasaan monarki.

"Hôtel des Invalides", yang dibangun setelah Rumah Sakit Umum ("La Salpêtrière") harus menampung korban perang. Untuk menghormati Raja dua buah alun-alun besar dibangun. Urbanisme sycophantic ditemukan di “Place des Victoires” (1689) dan diin "Place Vendôme" (1698) yang keduanya dibangun atas inisiatif "Maréchal de la Feuillade" serta "Louvois".

Walau dilakukan pembangunan ini, ternyata Raja Louis XIV lebih suka tinggal di Versailles.
Paris dibawah Louis XV
Pemerintahan Louis XV membawa pembaruan pada landskap Paris. "Ecole Militaire" (1773) dibangun oleh Ange Jacques Gabriel. "Hôtel des Monnaies" (1768) menampilkan apa yang disebut gaya "Louis XVI".

Pembangunan "Panthéon" (Gereja Sainte-Geneviève tua) berlangsung selama separoh dari half separuh bagian abad XVII. Lebih dari 30 tahun terbentang antara penggambaran Soufflot (1757) dan hasil pembangunan sebelum Masa Revolusi.

Banyak acara luar biasa di ibu kota. Aturan polisi yang bertitimangsa 30 Juli 1729 akhirnya mengumumkan nama-nama jalan. Sesungguhnya, sampai abad 18 M, jalan-jalan diberi nama resmi.
Paris dibawah pemerintahan Louis XVI
Banyak yang dilakukan oleh Louis XVI untuk kota |Paris. Proyek serta perbaikan jaringan jalan kereta api di Paris dengan menggali jalan-jalan baru sebagai pengganti milik negeri yang telah diambil dari Gereja katolik serta dari para imigrant.

Di Paris kuburan menjadi mode. Namun, arsitektur masa abad pertengahan tidak sepenuhnya ditolak. Pada tahun 1815, Paris tetap merupakan kota abad pertengahan. Sampai abad XIV, kota tua masih mempertahankan layout gaya Abad pertengahan.Seni Gothik masih disukai. Gereja Sainte-Merri Church atau bahkan menara Saint-Jacques dibangun antara tahun 1508 dan 1522, yang bukan mengekspresikan gaya Ghotik.

Untuk memperlambat pertumbuhan penduduk di Paris dan setelah berusaha keras maka, sejak tahun 1783 dengan mengikuti perintah kerajaan, jalan-jalan didaftar pada suatu rencana sementara para spekulan yang bersemangat membuka wilayah baru. Mereka harus menunggu seratus tahun lagi sebelummenyaksikan proyek urbanisasi utama yang muncul di Paris.

Proyek utama di Paris adalah pembangunan "Sainte-Geneviere" yang dimulai oeleh "Soufflot" dengan tanda salib dari Yunani beserta kubahnya. Kelak ini diubah menjadi sebuah "Pantheon" yang sesungguhnya.

Thursday, December 12, 2013

Paris Sejak Asal Muasalnya Sampai ke Masa Abad Pertengahan Sejarah Kota Paris





Saint Apostles, Notre-Dame




Notre-Dame
de Paris Portail






Lutecia dibangun kembali ti tepi pulau sungai Seine, dengan seting gaya Gaelic, ibu kota yang disebut "Oppidum" yang menggambarkan wilayah kota dari suku Parisia. Nama Paris muncul pada abad 3; kota ini mengambil nama suku yang empunya wilayah ini.

Lutèce mengambil nama Paris atau "Parise" seawal abad IV Masehi.

Pada akhir anad III Maasehi, pada tahun 257 dan 276, setelah pendudukan German, sebuah tembok besar dibangun untuk melindungi “Ile de la Cité” dari bagian kota yang lain.

Pada mulanya, "Lutèce", (Kota kaum Parisii) suatu populasi kecil dari Celtic Gaul hanya tinggal di "Ile de la Cité".

Pada jaman Romawi, kota ini terletak di "Mont Sainte-Geneviève" kemudian praetorium, komando militer yang berada di bawah pemerintahan Romawi, dibangun di atas pulau, di benteng dimana sekarang berdiri Departemen Kehakiman.


Aslinya, sebuah pura berdiri di tempat Notre-Dame Cathedral. Pada "Ile de la Cité" tempat pertemuan pertama bagi umat Kristenthe dibangun.

Untuk melindungi perbatasan timur laut, beberapa kaisar tingal di Lutèce, terutama Julian, the Renegade, antara tahun 358 dan 360, serta Valentinian pertema pada tahun 365.

Pada tahun 275, kota ini sebagian dihancurkan. Antara abad III dan X, jumlah penduduk Paris tetap sampai hancurnya Kekaisaran, yakni sejumlah 20.000 orang.

Pada tahun 508, Clovis, yang pada waktu itu adalah Pemimpin kaum Gaul, mmutuskan untuk tinggsl di Paris. Dia memberikan kota yang sederhana ini suatu prestise yang tak terbantahkan dan membangun Basilica dari Saint-Apostles (sekarang Sainte-Geneviève Abbey), yang membantu perubahannya dan kemudian Basilika Saint-Denis Basilica yang pertama.

Childebert Pertama, keturunan ketiga dari,yang merupakan Raja Paris selama 47 tahun, membangun "Saint-Vincent" dan "Sainte-Croix" ( "Saint-Germain-des-Prés" yang sesungguhnya), kemudian Katedral "Saint-Etienne" , merupakan gedung besar pertama pada kaum Gaul Kristen,di "Ile de la Cité", di dekat istana. Para keturunannya mendapat keuntunganm dari kesukaan mereka kepada wilayah Parisia namun memutuskan untuk tinggal di kota itu.

Istana Raja dibangun di Clichy, Chelles, Nogent. Dagobert (yang meupakan Raja dari tahun 629 sampai tahun 638) telah merenovasi Basilika Saint-Denis . Beliau adalah raja pertama yang dimakamkan di basilika.

Pada masa itu, sisi kanan sungai berupa rawa-rawa dan ditumbuhi pepohonan dimana sejumlah gereja seperti Gereja "Saint-Gervais", "Saint-Jacques", "Saint-Laurent" dibangun dari reruntuhan.

 

Saint Germain des Près




Di bawah kaum Merovingia terdapat em[pat buah gereja di sisi kanan dan dua belas gereja di sisi kiri. Kehidupan sedikit demi sedikit berkembang di sekitar gereja-gereja itu, terutama gereja "Saint-Julien le Pauvre", "Saint-Marcel" dan "Saint-Germain-des-Prés", yang mencapai kedudukan yang luar biasa.

Pada awal abad XI masyarawat biarawan dan biarawati itu mencapai jumlah hampir dua ratus orang. Tidak heran kalau hal ini merupakan bagian aktif di dalam perkembangan sisi kiri. Kotanya sendiri terhubung dengan kedua sisi tersebut dengan dua , yakni jembatan "Grand Pont" dan the "Petit Pont". Kemudian muncul suatu masa yang tidak menyenangkan. Ikutnya Paris secara politis yang lemah di bawah kaumj Merovingia menjadi tidak ada di bawah kaum Carolingia.Sementara Pépin le Bref dimakamkan di "Saint-Denis", puteranya "Charlemagne", dimakamkan di "Aix-la-Chapelle".

Karena Paris tidak terlindungi secara baik, kota ini jatuh menjadi mangsa para penyerbu dari Normandia. Pada beberapa kesempatan dari tahun 845 dan selama pendudukan tahun 885/6, mereka membakar habis kota ini.

Penduduk di wilayah luar kota melindungi diri sendiri dengan bahaya dalam kota sementara bahaya itu menmdengar. Sebelum melakukan hal itu dan takut akan menjadikannya tak suci, mereka memindahkan kuburan dan mimbar suci ke sebuah kuburan di luar kota.


Charlemagne




 Setelah pertahanan yang sangat heroik, kota Paris diselamatkan, namun bagian tepi kota dihapuskan dan gereja-gereja dihancurkan. Paris kembali kuat di bawah kaum Capetia.

Kemakmuran kembali pada abad X. Aktifitas para pedagang membawa boom baru. Sisi kiri yang kurang populer segera dibuka untuk kegiatan budaya.

Kemudian tiba masa pemerintahan "Philippe Auguste". Raja Auguste berhasil membangun kembali Paris untuk kedua kalinya. Dia menikah di Gereja Saint-Denis dann tinggal di kota kelahirannya yang sangat dia cintai.

Selama pemerintahannya, kota ini dibersihkan, diberi jalan berbatu dan dipenuhi dengan air mancur. Dia menetapkan batas kota dan membangun sistem pertahanan yang melindungi kota Paris dari serangan Raja Inggris.

Dia juga mengambil keputusan untuk membangun Louvre, sebuah benteng yang kuat menghadap Normandia, dengan sebuah lonceng besar yang menjadi simbol otoritas kerajaan.

Pada tahun 1210, sisi kiri yang penduduknya sebagian besar mahasiswa juga dikelilingi oleh dinding. Tembok tersebut di Sainte-Geneviève Abbey tetapi meninggalkan "Saint-Germain-des-Prés", yang menyebabkan dusun itu dipotong menjadi dua bagian terpisah.Terdapat tiga puluh tiga menara di sebelah Utara, tiga puluh empat di bagian Selatan serta dua belas opintu besar, masing-masing enam buah di masing-masing sisi.

Terdapat tiga buah pintu gerbang di Paris. Sisi Kanan dikenal sebagai “kota” sedangkan Sisi Kiri dikenal sebagai "Univesitas". dan "Cité", pusat politik dan keagamaan yang hanya berkembang dari sungai ini.

Kerajaan kemudian mengalami masa kesuburan yang tak penah dicapai sebelumnya. Paris menjadi kota paling populer dan dicari oleh karena pencapaiannya, terutama menyangkut monumen-monumennya, seni, aktifitas serta industrinya.

Di bawah pemeintahan "Saint-Louis", cucu dari "Philippe Auguste", Paris menjadi pusat kesenian.Dua dari karya arsitektur utama yang masih tertinggal dari masa itu adalah "Sainte-Chapelle" yang bersambung dengan Istana Kehakiman dan juga Ruang Makan dan asrama "Saint-Martin des Champs".

Dari sudut artistik, kematian Saint Louis merupakan langkah mundur utama, tetapi, "Philippe le Bel" melanjutkan upaya kakeknya.Dia mengubah "Palais de la Cité". Di bawah pemerintahannya, gerakan finansial, politik serta administratif tumbuh di Paris. (Parlemen, Kamar Dagang, dst…)

Pada tahun 1356, selama penahanan "Jean le Bon"’, provost Etienne Marcel membangun tembok ketiga di sekeliling kota. Setelah pembunuhannya, pembangunan belanjut di bawah Charles V’s dan VI’s sampai tahun 1420.

Tembok-tembok ini, yang ke arah timur dilindungi oleh "Bastille Saint-Antoine", hanya meliputi Sisi Kanan (yakni "Grands boulevards"). Tidak seperti pada masa "Philippe Auguste" yang peninggalannya masih dapat dilihat sampai sekarang,tembok-tembol yang dibangun oleh "Charles V" sekarang sudah lenyap sama sekali.,kecuali beberapa reruntuhan yang barusan dikembalikan di the Carrousel Yard. Bersama dengan penyerangan terhadap "Etienne Marcel" , Paris menghadapi pertengkaran dengan Kerajaan. "Charles V", yang dihantam oleh peistiwa-peristiwa kejam yang dia saksikan, memutuskan untuk meninggalkan "Palais de la Cité", berdarah oleh tembok-tembok itu.. Dia kemudian lebih menyukai tempat tinggal di wilayah Timur ("Hôtel Saint-Pol" atau "Château de Vincennes").

Sebagaimana nantinya dilakukan oleh Louis XIV, dengan alasan yang sama, dia mempertimbangkan untuk memindahkan seluruh Istana Kerajaan ke Vincennes namun waktu habis dan proyeknya tak pernah terlaksana.

Setelah invasi Inggris yang disebut Perang Seratus Tahun kota ini praktis dihancurkan oleh depresi ekonomi yang sebetulnya ekonomi sudah melemah dengan adanya wabah pes pada tahun 1348 , dan menjadi tempat berlindung dari penduduk tepi kota.

Sekitar tahun 1420 suatu penghidupkan kembali terjadi.. Sekali lagi, banyak aktifitas berupa membangunj gereja serta rekonstruksi.. "Charles VII", yang baru bagi Paris saat itu , memutuskan untuk pegi dan meuju perbatasan Sungai Loire yang raja-raja lain seperti "Louis XI" dan "Charles VIII", juga bersetia.

Paris Dengan Lewatnya Waktu... Sejarah Kota Paris




Passerelle des arts





Bukan hanya raja yang memilih Paris sebagai tempat tinggalnya yang menciptakan kota ini tetapi para administratorlah, walikota yang mengelolanya, para arsitek yang merencanakannya. Juga kaum menengah para tokoh masyarakat, para pecinta manusia, para spekulator finansial, yang membuat dan tinggal di wilayah-wilayahnya. Secara bersama-sama mereka menjelmakan Paris hari ini.

Paris dengan luas 105 km pada awal abad 21 ditempati kurang dari 4% penduduk Prancis. Secara politis, ekonomis,dan budaya, Paris sebagai Ibu Kota ditempati oleh perusahaan-perusahaan terkemuka. Distrik serta alun-alun memberi gambaran keramat secaranasional maupun internasional dari ibu kota yang dapat menyatakan diri memegang peran utama di benua Eropa abad 21. Paris tetap menjadi kota mitologis, suatu paduan dimana gambaran dan imajinasi berbaur jadi satu. Di jalan-jalan kecil wilayah "Marais", sepanjang tepi sungai Seine, di daerah "Pont-Neuf", di taman "Luxemburg", di jantung "Faubourg Saint-Antoine", Paris tetap mencatat sejarahnya dan para pengelana dapat merasakannya. Paris masih merupakan gambaran dari semua masa lalunya. "Bayangkanlah bahwa sebuah kota universal dimana setiap langkah di jembatan, di alun-alun mengingatkan kita masa lalu yang jaya dimana di setiap sudut jalan raya sejarah telah terjadi." (Goethe)